Cerpen By: Asri Ramadhanti
Perjalanan
Hidupku
Aku adalah anak pertama dari dua
bersaudara, dari kecil aku sudah sering di tinggalkan kedua orang tuaku pergi
bekerja. Namun perhatian kedua orang tu ku tidak berkurang sedikitpun, mereka
selalu menyempatkan waktu sesibuk apapun kegiatan nya. Aku selalu mendapatkan perhatian
dan pendidikan yang intens dari ibuku, aku sering belajar bersama ibuku di
depan rumah kontrakan milik kedua orang tuaku dan itulah sebabnya aku selalu
mendapat rangking pertama dari kelas satu sampai aku kelas tiga SD. Saat itu
aku dan keluarga ku merupakan keluarga yang hidup dengan serba berkecukupan.
Saat aku kelas empat SD kira-kira
umurku saat itu 10 tahun, orang tua ku membuat rumah di kampung halaman ayah ku
di tanjungsari. Alhamdulilah pada saat itu kondisi keuangan keluarga ku
berangsur membaik, namun waktu dan perhatian orang tuaku terbagi dengan adik
baru ku yang baru lahir sehingga aku sedikit tersisihkan. Saat aku kelas emapat
SD aku pindah sekolah ke SD depan rumah baru ku di tanjungsari, pada awalnya
hari-hari ku berjalan baik di sekolah. Aku sering mendapat salam dari kaka
kelas ku dan dari teman sekelas ku, kata mereka aku cantik. Saat itu aku masih
layaknya anak sekolah dasar yang tidak terlalu menghiraukan semua yang berbau
dengan cinta aku abaikan saja mereka. Nah petaka itu muncul saat ada teman
sekelas ku yang diam-diam menyukaiku, aku sangat tidak menyukainya karena
menurutku dia itu sangat tidak sopan dan nakal.
Pada suatu hari aku menuliskan sesuatu
di diary ku tentang teman sekelasku yang menyukaiku yaa sebut saja namanya
Jajang “Aku sangat tidak suka sekali dengan orang itu, ya jajang dia sangat
tidak sopan dan nakal” begitu tulisku di buku diaryku. Celakanya aku dibuat
kaget olehmya ternyata dia mengecek tas sekolahku dan mebaca diaryku
tentangnya, seketika dia seperti orang yang murka pada saat itu dan hanya
terdiam di bangkunya. Keesokan harinya jajang tidak terlihat seperti biasanya
yang selalu menggodaku dan bersikap ramah padaku, sikapnya berubah 180 derajat
dari sebelumnya. Dia sering mengejek ku dan yang paling parahnya lagi dia
membuat semua orang di kelas untuk memukul kepalaku, meraka menuruti saja kemauan
jajang karena jajang bisa dibilang adalah raja dari kelas itu semua takut
olehnya. Hari demi hari aku selalu menjadi korban bulying oleh teman-temanku,
aku sama sekali tidak mempunyai teman dekat saat SD.
Taun demi taun pun berganti sampai aku
masuk ke sekolah menengah pertama, ku kira pembulian yang terjadi terhadpku
tidak akan terulang kembali, namun ternyata aku salah masa-masa ini merupakan
masa terburuk yang ada dalam hidupku. Saat pertama masuk sekolah menengah
pertama aku dikagumi oleh banyak pria, banyak pria yang menyukaiku. Namun hal
ini tidak berdampak baik untuku teman-teman wanita ku bilang aku merebut
gebetanya darinya. Oleh sebab itu aku dijauhi oleh teman wanitaku, aku tidak
mempunyai teman satu pun. Yang terparah adalah aku pernah di tampar dan
dikeroyok oleh kedua kakak kelasku yang alasannya menurut mereka aku sudah
merebut pacar mereka. Aku tidak merasa merebutnya, itu hak mereka untuk
menyukaiku.
Hari hariku benar benar buruk, aku
menjadi korban bulying dari teman-temanku yang sangat berdampak buruk bagi ku
dan pendidikanku. Nilai-nilaiku di sekolah sangatlah turun drastis aku tidak
masuk sepuluh besar pun di sekolah, aku menjadi orang yang pemurung dan tidak
mau bergaul dengan siapapun.
Pesan: Stop bulying di sekolah, karena sangat berdampak
buruk bagi korbannya.
Komentar
Posting Komentar